Dalam sebuah acara bincang-bincang bola, Football Insight, di sebuah channel pekan ini, aku beroleh pertanyaan: “Siapa debutan yang belum cukup oke di pekan pertama Premier League?” Saya lantas menjawab: Memphis Depay.

Tunggu dulu, jangan keburu misuh-misuh. Memphis sebenarnya tidak tampil jelek-jelek amat. Oleh karenanya, frasa “belum cukup oke” berikut kudu ditilik baik-baik.

Pada laga melawan Tottenham Hotspur pekan lalu, Memphis sebenarnya sempat memperlihatkan kebrilianannya di dalam memproses bola. Dia terhitung berani melepaskan tembakan, di mana dia laksanakan 3 attempts sepanjang 67 menit bermain. Di luar itu, ia terhitung berperan di dalam terciptanya gol Manchester United ke gawang Spurs.

Dalam proses terciptanya gol tersebut, Memphis-lah yang terima bola berasal dari Juan Mata, sebelum akan kelanjutannya ia melepaskan operan kepada Ashley Young. Pada kelanjutannya, Young mengirim umpan kepada Wayne Rooney dan bola pun diserobot oleh Kyle Walker agar lahirlah gol bunuh diri.

Tapi, layaknya yang tertulis di air wajah Memphis dikala digantikan Ander Herrera, dia sanggup tampil lebih baik kembali hari itu.

Posisi Memphis

Ada {beberapa|sebagian|lebih berasal dari satu} alasan mengapa Memphis tidak tampil maksimal terhadap debutnya di Premier League. Salah satunya adalah penempatan posisinya sebagai gelandang serang di belakang penyerang. Ini tidak mengagetkan, jika patokannya adalah pertandingan-pertandingan pramusim United, di mana Memphis dimainkan di posisi yang sama.

Namun, jika lihat posisi terbaiknya, terhitung dikala bermain di Piala Dunia 2014 –di bawah panduan Louis van Gaal juga– Memphis seharusnya dimainkan sebagai penyerang sayap sebelah kiri ataupun sayap kiri.

Dari posisi tersebut, Memphis sanggup bergerak lebih bebas. Entah itu laksanakan cutting inside berasal dari sisi sayap ataupun melepaskan umpan. Terlebih, kebolehan dribelnya cukup baik. Di Eredivisie, Memphis beroleh “berkah” bersama dengan banyaknya ruang di pertahanan lawan. Kemewahan yang sama tidak dapat sering-sering dia dapatkan di Premier League. Apalagi bek-bek Premier League terhitung punya kebiasaan berkompetisi fisik. Tidak tersedia kasus bersama dengan adu fisik, sebab Memphis mempunyai postur tubuh yang tergolong kokoh. Tapi, kasus ruang adalah kasus lain. Dengan bermain di belakang penyerang –plus minimnya ruang yang diberikan tim-tim Premier League yang memberlakukan pressing ketat layaknya Spurs–, Memphis tidak dapat leluasa bergerak. Kemampuannya di dalam menggiring bola sulit termaksimalkan.